Minggu, 08 Oktober 2017

HUKUM ABORSI DEMI KESELAMATAN IBU

HUKUM ABORSI DEMI KESELAMATAN IBU
Bagaimana hukum aborsi yang beruia 4 bulan atau lebih, dikarenakan jika tidak diaborsi di prediksi akan membahayakan ibu ?
Jawaban : Semua ulama' sepakat bahwa menggugurkan kandungan setelah berumur 120 hari/4 bulan yang berarti setelah ditiupnya ruh pada janin hukumnya adalah harom. Keharoman menggugurkan kandungan setelah bayi kandungan berumur 4 bulan itu bersifat umum ,termasuk menggugurkan bayi dengan alasan mengkhawatirkan keselamatan wanita yang mengandung. Sebab kematian ibu yang mengandung adalah sesuatu yang belum pasti (mauhum) sedangkan kematian janin tersebut setelah digugurkan itu sudah pasti (qoth'i), sedangkan pembunuhan terhadap seorang manusiaitu tidak diperbolehkan hanya untuk sesuatu yang belum pasti.
Adapun konsekuensi dari hukum ini bahwa didalam Aborsi( sesudah ditiupnya ruh tanpa adanya udzur ) itu sebuah dosa besar . adapun dosa sebab menggugurkan janin sesudah ditiupnya ruh itu pendapat yang benar , karna itu jelas membunuh manusia .
Adapun tatkala ditingkah dharurat yang mewajibkan aborsi seperti wanita sulit melahirkan , dan para dokter-dokter ahli merekomendasikan bahwa tetapnya kehamilan janin bagi ibu yang mengandung itu membahayakan dirinya maka  boleh melakukan aborsi bahkan wajib dengan memilih atau mendahulukan kehidupan bagi si ibu yang mengandung. karna berdasarkan qoidah
إِذَا تَعَارَضَ مَفْسَدَتَانِ رُوْعِيَ أعْظَمُهُمَا ضَرَرًا بِارْتِكَابِ أخَفِّهِمَا
“bila dua mafsadah bertentangan, maka yang dijaga ( dihindari) adalah yang terbesar dari keduanya dengan menerjang yang teringan
 perputaran perkara antara matinya janin dan matinya ibu yang mengandungnya , itu lebih didahulukan kehidupan ibunya karna ibu yang mengandung itu asal dari janin , dan ditetapkan kehidupannya .
Kesimpulan: Boleh menggugurkan kandungan demi menyelamatkan nyawa sang ibu apabila berita keharusan menggugurkan kandungan tersebut dari dokter yang mahir dan dapat dipercaya
&   فتاوى الأزهر (2/  318) مكتبة الشاملة
حكم الإِجْهَاضِ : المفتي :  جاد الحق على جاد الحق . :محرم 1401 هجرية - 4 ديسمبر 1980 م
المبادئ
 1 - فقهاء المذاهب جميعا على أن إسقاط الجنين دون عذر بعد نفخ الروح فيه - محور شرعا ومعاقب عليه قانونا .
2 - التعقيم لمنع الإنجاب نهائيا محرم شرعا .
3 - الالتجاء إلى منع الحمل للعيوب الوراثية جائز .
4 - يتعين اسقاط الحمل ولو نفخت فيه الروح فى حالة انقاذ الأم من خطر محقق
– إلى أن قال - ومُقْتَضَى هذا أنَّ هُناكَ إثْمًا وَجَريْمَةً فِى إسْقَاطِ الْجَنِيْنِ بَعْدَ نَفْخِ الرُّوْحِ فيهِ، وَهَذا حَقٌّ، لأنَّهُ قَتْلُ إنْسانٍ وُجِدَتْ فيهِ الرُّوْحُ الإنْسَانِيةِ ، فَكانَ هَذا الْجَزاءُ الدِّيْنِىّ بالإثْمِ وفيهِ الْكفارَةُ وَالجزاءُ الْجِنَائِى بالتَّغريْمِ وَهُوَ الغرَّة . أمَّا إذا قامَتْ ضَرُورةٌ تَحْتَمُ الإجْهَاضَ كَما إذا كانَتِ المرأةُ عَسَرَةَ الولادة وَرَأَى الطِّبَاءُ المخْتَصُّونَ أنَّ بقاءَ الحمْلِ فى بَطْنِهَا ضَارٌّ بِهَا، فَعِنْدَئِذٍ يجوْزُ الإجْهَاضُ، بَلْ يَجِبُ إذا كانَ يَتَوَقَّفُ عَليهِ حَياةُ الأُمِّ عَمَلاً بقَاعِدَةِ ارْتِكاَبِ أخَفِّ الضَّرَرَيْنِ وأَهْوَنِ الشَّرَّيْنِ، ولاَ مِراءَ فى أنَّهُ إذا دارَ الأمْرُ بَيْنَ مَوتِ الجنينِ وَموْتِ أُمِّهِ كانَ بَقاؤُهَا أَوْلىَ لأنَّهَا أصْلُهُ، وقد اسْتَقَرَّتْ حَياتُها ولَهَا حَظٌّ مستقِلٌّ فى الحياة
&   توضيح الاحكام جزء 5 ص 188- 189 دار الإفتاء
لايجوز اسقاط الحمْلِ اذا كان علقةً او مُضْغةً حتى تكرَّرَ لجنةٌ طبيـبةٌ مَوْثوقةٌ إنَّإستِمْرارَهُ خَطَرٌ على سلامةِ اُمِّهِبانيُخْشَىعليهاالهلاكُمِن استمرارِهِ فيجوزُ اسقاطُه بعداسْتِنْفَادِ كافَّةِ الوسائل لِتَلاقي تلك الأخطارِ بعد الطَّوْرِ الثالث وبعد اكمالِ اربعةِ اشهُرٍللحمل لا يحلُّ اسقاطُه حتـى يقرّر جمعٌ من الاَطِبَّاءِ المخصِّين الموثوقين انَّ بقاءَ الجَنِيْنِ فيبَطْنِ اُمِّهِ يسبِّـبُ مَوْتَهَا وبذالك مع استنفاذ الوسائل لانْقَاذ حياتِه


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Talak Saat Main Sinetron

Ucapan talak yang diucapkan suami ketika sepasang suami istri yang berperan sebagai pemain sinetron apakah tetap sah ? Jawaban : Tidak...